Kamis, 01 Desember 2011

MAKALAH PUISI, DI BUAT OLEH MUH. YUNUS SAREDDA KELAS X.C SMA NEGERI 3 SENGKANG


PUISI LAMA

A.PENGERTIAN
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan.

Aturan- aturan itu antara lain :

1. Jumlah kata dalam 1 baris
 2. Jumlah baris dalam 1 bait
 3. Persajakan (rima)
 4. Banyak suku kata tiap baris
 5. Irama

B. MACAM-MACAM PUISI LAMA

1. MANTRA
Mantra adalah merupakan puisi tua, keberadaannya dalam masyarakat Melayu pada mulanya bukan sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat dan kepercayaan.

Contoh:

Assalammu’alaikum putri satulung besar
 Yang beralun berilir simayang
 Mari kecil, kemari
 Aku menyanggul rambutmu
 Aku membawa sadap gading
 Akan membasuh mukamu

2.GURINDAM
 Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India)

CIRI-CIRI GURINDAM:

a. Sajak akhir berirama a – a ; b – b; c – c dst.
 b. Berasal dari Tamil (India)
 c. Isinya merupakan nasihat yang cukup jelas yakni menjelaskan atau menampilkan suatui sebab akibat.

Contoh :
 Kurang pikir kurang siasat (a)
 Tentu dirimu akan tersesat (a)

Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
 Bagai rumah tiada bertiang ( b )

Jika suami tiada berhati lurus ( c )
 Istri pun kelak menjadi kurus ( c )

3. SYAIR
 Syair adalah puisi lama yang berasal dari Arab.

CIRI – CIRI SYAIR :

a. Setiap bait terdiri dari 4 baris
 b. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
 c. Bersajak a – a – a – a
 d. Isi semua tidak ada sampiran
 e. Berasal dari Arab

Contoh :

Pada zaman dahulu kala (a)
 Tersebutlah sebuah cerita (a)
 Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
 Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)

Negeri bernama Pasir Luhur (a)
 Tanahnya luas lagi subur (a)
 Rakyat teratur hidupnya makmur (a)
 Rukun raharja tiada terukur (a)

Raja bernama Darmalaksana (a)
 Tampan rupawan elok parasnya (a)
 Adil dan jujur penuh wibawa (a)
 Gagah perkasa tiada tandingnya (a)

4.PANTUN
 Pantun adalah puisi Melayu asli yang cukup mengakar dan membudaya dalam masyarakat.

CIRI – CIRI PANTUN :

1. Setiap bait terdiri 4 baris
 2. Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
 3. Baris 3 dan 4 merupakan isi
 4. Bersajak a – b – a – b
 5. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
 6. Berasal dari Melayu (Indonesia)

Contoh :

Ada pepaya ada mentimun (a)
 Ada mangga ada salak (b)
 Daripada duduk melamun (a)
 Mari kita membaca sajak (b)

MACAM-MACAM PANTUN

1. DILIHAT DARI BENTUKNYA

a. PANTUN BIASA
 Pantun biasa sering juga disebut pantun saja.
 Contoh :

Kalau ada jarum patah
 Jangan dimasukkan ke dalam peti
 Kalau ada kataku yang salah
 Jangan dimasukan ke dalam hati

2. SELOKA (PANTUN BERKAIT)
 Seloka adalah pantun berkait yang tidak cukup dengan satu bait saja sebab pantun berkait merupakan jalinan atas beberapa bait.

CIRI-CIRI SELOKA:

a. Baris kedua dan keempat pada bait pertama dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait kedua.
 b. Baris kedua dan keempat pada bait kedua dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait ketiga
 c. Dan seterusnya

Contoh :
 Lurus jalan ke Payakumbuh,
 Kayu jati bertimbal jalan
 Di mana hati tak kan rusuh,
 Ibu mati bapak berjalan

Kayu jati bertimbal jalan,
 Turun angin patahlah dahan
 Ibu mati bapak berjalan,
 Ke mana untung diserahkan

3. TALIBUN
 Talibun adalah pantun jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.
 Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.
 Jika satiu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi.
 Jadi :
 Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c.
 Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a – b – c – d

Contoh :
 Kalau anak pergi ke pekan
 Yu beli belanak pun beli sampiran
 Ikan panjang beli dahulu

Kalau anak pergi berjalan
 Ibu cari sanak pun cari isi
 Induk semang cari dahulu

4. PANTUN KILAT ( KARMINA )
 CIRI-CIRINYA :

a. Setiap bait terdiri dari 2 baris
 b. Baris pertama merupakan sampiran
 c. Baris kedua merupakan isi
 d. Bersajak a – a
 e. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata

Contoh :

Dahulu parang, sekarang besi (a)
 Dahulu sayang sekarang benci (a)

2. DILIHAT DARI ISINYA

2.1. PANTUN ANAK-ANAK
 Contoh :

Elok rupanya si kumbang jati
 Dibawa itik pulang petang
 Tidak terkata besar hati
 Melihat ibu sudah datang

2.2. PANTUN ORANG MUDA
 Contoh :

Tanam melati di rama-rama
 Ubur-ubur sampingan dua
 Sehidup semati kita bersama
 Satu kubur kelak berdua

2.3. PANTUN ORANG TUA
 Contoh :

Asam kandis asam gelugur
 Kedua asam riang-riang
 Menangis mayat di pintu kubur
 Teringat badan tidak sembahyang

2.4. PANTUN JENAKA
 Contoh :

Elok rupanya pohon belimbing
 Tumbuh dekat pohon mangga
 Elok rupanya berbini sumbing
 Biar marah tertawa juga

2.5. PANTUN TEKA-TEKI
 Contoh :

Kalau puan, puan cemara
 Ambil gelas di dalam peti
 Kalau tuan bijak laksana
 Binatang apa tanduk di kaki

Puisi Lama

pantun jenaka
 nonton tv filmnya aci
 sambil nonton makan kuaci
 kalau kakak sudah benci
 tutup pintu lalu kunci

pantun nasihat
 beli sekayu kainkasa
 cukup diukur dengan lerengnya
 bangsa melayu menjaga bahasa
 lengkap dengan sopan adapnya

pantun teka-teki
 ada sebiji roda pedati
 bentuknya bulat daripada besi
 bila bermain diikat sekuat hati
 dilempar hidup dipegang mati?

pantun remaja
 apa guna pasang pelita
 jika dengan sumbunya
 apa guna bermain mata
 kalau tidak dengan sungguhnya

gurindam
 barang siapa mengenal Allah
 suruh dan tegahnya tiada ia mengalah
 barang siapa mengenal diri
 maka telah mengenal Tuhan yang bahri
 barang siapa mengenal dunia
 tahulah ia barang yang terpedaya

karmina
 sudah gaharu cendana pula
 sudah tahu masih bertanya pula

syair
 kalau anak pergi ke pekan
 yu beli belanak beli
 ikan panjang beli dahulu
 kalau anak pergi berjalan
 ibu cari sanakpun cari
 induk senang cari dahulu

PUISI BARU

A.MACAM-MACAM PUISI BARU

1. DISTIKON
 Distikon adalah sanjak 2 seuntai, biasanya bersajak sama.
 Contoh :
 Berkali kita gagal
 Ulangi lagi dan cari akal

Berkali-kali kita jatuh
 Kembali berdiri jangan mengeluh
 (Or. Mandank)

2. TERZINA
 Terzina adalah sanjak 3 seuntai.
 Contoh :
 Dalam ribaan bahagia datang
 Tersenyum bagai kencana
 Mengharum bagai cendana

Dalam bah’gia cinta tiba melayang
 Bersinar bagai matahari
 Mewarna bagaikan sari
 Dari ; Madah Kelana
 Karya : Sanusi Pane

3. QUATRAIN
 Quatrain adalah sanjak 4 seuntai
 Contoh :
 Mendatang-datang jua
 Kenangan masa lampau
 Menghilang muncul jua
 Yang dulu sinau silau

Membayang rupa jua
 Adi kanda lama lalu
 Membuat hati jua
 Layu lipu rindu-sendu
 (A.M. Daeng Myala)
 4. QUINT
 Quint adalah sanjak 5 seuntai
 Contoh :
 Hanya Kepada Tuan
 Satu-satu perasaan
 Hanya dapat saya katakan
 Kepada tuan
 Yang pernah merasakan

Satu-satu kegelisahan
 Yang saya serahkan
 Hanya dapat saya kisahkan
 Kepada tuan
 Yang pernah diresah gelisahkan

Satu-satu kenyataan
 Yang bisa dirasakan
 Hanya dapat saya nyatakan
 Kepada tuan
 Yang enggan menerima kenyataan
 (Or. Mandank)

5. SEXTET
 Sextet adalah sanjak 6 seuntai.
 Contoh :
 Merindu Bagia
 Jika hari’lah tengah malam
 Angin berhenti dari bernafas
 Sukma jiwaku rasa tenggelam
 Dalam laut tidak terwatas
 Menangis hati diiris sedih
 (Ipih)

6. SEPTIMA
 Septima adalah sanjak 7 seuntai.
 Contoh :
 Indonesia Tumpah Darahku
 Duduk di pantai tanah yang permai
 Tempat gelombang pecah berderai
 Berbuih putih di pasir terderai
 Tampaklah pulau di lautan hijau
 Gunung gemunung bagus rupanya
 Ditimpah air mulia tampaknya
 Tumpah darahku Indonesia namanya
 (Muhammad Yamin)
 7. STANZA ( OCTAV )
 Octav adalah sanjak 8 seuntai
 Contoh :
 Awan
 Awan datang melayang perlahan
 Serasa bermimpi, serasa berangan
 Bertambah lama, lupa di diri
 Bertambah halus akhirnya seri
 Dan bentuk menjadi hilang
 Dalam langit biru gemilang
 Demikian jiwaku lenyap sekarang
 Dalam kehidupan teguh tenang
 (Sanusi Pane)

8. SONETA
 Soneta adalah bentuk kesusasteraan Italia yang lahir sejak kira-kira pertengahan abad ke-13 di kota Florance.

CIRI – CIRI SONETA :
 a. Terdiri atas 14 baris
 b. Terdiri atas 4 bait, yang terdiri atas 2 quatrain dan 2 terzina
 c. Dua quatrain merupakan sampiran dan merupakan satu kesatuan yang disebut octav.
 d. Dua terzina merupakan isi dan merupakan satu kesatuan yang disebut isi yang disebut sextet.
 e. Bagian sampiran biasanya berupa gambaran alam
 f. Sextet berisi curahan atau jawaban atau kesimpulan daripada apa yang dilukiskan dalam ocvtav , jadi sifatnya subyektif.
 g. Peralihan dari octav ke sextet disebut volta
 h. Penambahan baris pada soneta disebut koda.
 i. Jumlah suku kata dalam tiap-tiap baris biasanya antara 9 – 14 suku kata
 j. Rima akhirnya adalah a – b – b – a, a – b – b – a, c – d – c, d – c – d

Contoh :
 Gembala
 Perasaan siapa ta ‘kan nyala ( a )
 Melihat anak berelagu dendang ( b )
 Seorang saja di tengah padang ( b )
 Tiada berbaju buka kepala ( a )
 Beginilah nasib anak gembala ( a )
 Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
 Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
 Pulang ke rumah di senja kala ( a )
 Jauh sedikit sesayup sampai ( a )
 Terdengar olehku bunyi serunai ( a )
 Melagukan alam nan molek permai ( a )
 Wahai gembala di segara hijau ( c )
 Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )
 Maulah aku menurutkan dikau ( c )
 (Muhammad Yamin)

B. FUNGSI SONETA
 Pada masa lahirnya, Soneta dipergunakan sebagai alat untuk menyatakan curahan hati.
 Kini tidak terbatas pada curahan hati semata-mata, melainkan perasaan-perasaan yang lebih luas seperti :
 1. Pernyataan rindu pada tanah air
 2. Pergerakan kemajuan kebudayaan
 3. Ilham sukma
 4. Perasaan keagamaan

C. SONETA DIGEMARI PARA PUJANGGA BARU
 Faktor-faktor Soneta digemari oleh para Pujangga Baru antara lain :
 1. Adanya penyesuaian dengan bentuk pantun ; yakni Octav dalam Soneta yang bersifat obyektif itu hampir sejalan dengan sampiran pada pantun.
 Sedangkan sextet Soneta yang sifatnya subyektif itu merupakan isi pantun.
 2. Baris-baris Soneta yang berjumlah 14 buah itu cukup untuk menyatakan perasaan atau curahan hati penyairnya.
 3. Soneta dapat dipakai untuk menyatakan beraneka ragam perasaan atau curahan hati penyairnya.

D. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN SONETA DENGAN PANTUN
 1. PERSAMAAN SONETA DENGAN PANTUN
 Pantun dan Soneta sama-sama mempunyai sampiran atau pengantar dan isi atau kesimpulan.

2. PERBEDAAN SONETA DENGAN PANTUN

a. Soneta puisi asli Italia, Pantun puisi asli Melayu
 b. Satu bait Soneta terdiri terdiri dari 14 baris, satu bait Pantun terdiri atas 4 baris
 c. Soneta berima bebas, pantun berima a-b-a-b
Puisi Baru
 di kala surya tenggelam
 rahasia hatiku menanti kehadiranmu
 menanti datangnya lagu cinta darimu
 ditemani lilin-lilin kecil
 bersama bintang malam
 kuhanya berharap
 kau menjadi penjaga hati bagiku
 meski ku harus menghitung hari
 menunggu waktu yang dinanti
 meski tak kudapat kesempurnaan itu
 namun ku akan slalu ingat kamu
 dan tak mungkin menghapus jejakmu
 kaulah sesuatu yang beda yang kumiliki
 izinkan aku untuk jadi rahasia hatimu
 aku takut kehilangan dirimu
 kukan slalu menjaga hati ini

1 komentar:

Anonim mengatakan...

NAMA : NUNU
TTL : BANDUNG, 21 NOVEMBER 1990
JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI