PUISI LAMA
A.PENGERTIAN
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan.
Aturan- aturan itu antara lain :
1. Jumlah kata dalam 1 baris
2. Jumlah baris dalam
1 bait
3. Persajakan (rima)
4. Banyak suku kata
tiap baris
5. Irama
B. MACAM-MACAM PUISI LAMA
1. MANTRA
Mantra adalah merupakan puisi tua, keberadaannya dalam
masyarakat Melayu pada mulanya bukan sebagai karya sastra, melainkan lebih
banyak berkaitan dengan adat dan kepercayaan.
Contoh:
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir
simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul
rambutmu
Aku membawa sadap
gading
Akan membasuh mukamu
2.GURINDAM
Gurindam adalah puisi
lama yang berasal dari Tamil (India)
CIRI-CIRI GURINDAM:
a. Sajak akhir berirama a – a ; b – b; c – c dst.
b. Berasal dari Tamil
(India)
c. Isinya merupakan
nasihat yang cukup jelas yakni menjelaskan atau menampilkan suatui sebab
akibat.
Contoh :
Kurang pikir kurang
siasat (a)
Tentu dirimu akan
tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada
bertiang ( b )
Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak
menjadi kurus ( c )
3. SYAIR
Syair adalah puisi
lama yang berasal dari Arab.
CIRI – CIRI SYAIR :
a. Setiap bait terdiri dari 4 baris
b. Setiap baris
terdiri dari 8 – 12 suku kata
c. Bersajak a – a – a
– a
d. Isi semua tidak
ada sampiran
e. Berasal dari Arab
Contoh :
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah
cerita (a)
Sebuah negeri yang
aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja
nan bijaksana (a)
Negeri bernama Pasir Luhur (a)
Tanahnya luas lagi
subur (a)
Rakyat teratur
hidupnya makmur (a)
Rukun raharja tiada
terukur (a)
Raja bernama Darmalaksana (a)
Tampan rupawan elok
parasnya (a)
Adil dan jujur penuh
wibawa (a)
Gagah perkasa tiada
tandingnya (a)
4.PANTUN
Pantun adalah puisi
Melayu asli yang cukup mengakar dan membudaya dalam masyarakat.
CIRI – CIRI PANTUN :
1. Setiap bait terdiri 4 baris
2. Baris 1 dan 2
sebagai sampiran
3. Baris 3 dan 4
merupakan isi
4. Bersajak a – b – a
– b
5. Setiap baris terdiri
dari 8 – 12 suku kata
6. Berasal dari
Melayu (Indonesia)
Contoh :
Ada pepaya ada mentimun (a)
Ada mangga ada salak
(b)
Daripada duduk
melamun (a)
Mari kita membaca
sajak (b)
MACAM-MACAM PANTUN
1. DILIHAT DARI BENTUKNYA
a. PANTUN BIASA
Pantun biasa sering
juga disebut pantun saja.
Contoh :
Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke
dalam peti
Kalau ada kataku yang
salah
Jangan dimasukan ke
dalam hati
2. SELOKA (PANTUN BERKAIT)
Seloka adalah pantun
berkait yang tidak cukup dengan satu bait saja sebab pantun berkait merupakan
jalinan atas beberapa bait.
CIRI-CIRI SELOKA:
a. Baris kedua dan keempat pada bait pertama dipakai sebagai
baris pertama dan ketiga bait kedua.
b. Baris kedua dan
keempat pada bait kedua dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait ketiga
c. Dan seterusnya
Contoh :
Lurus jalan ke
Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal
jalan
Di mana hati tak kan
rusuh,
Ibu mati bapak
berjalan
Kayu jati bertimbal jalan,
Turun angin patahlah
dahan
Ibu mati bapak
berjalan,
Ke mana untung
diserahkan
3. TALIBUN
Talibun adalah pantun
jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10
dan seterusnya.
Jika satu bait berisi
enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.
Jika satiu bait
berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi.
Jadi :
Apabila enam baris
sajaknya a – b – c – a – b – c.
Bila terdiri dari
delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a – b – c – d
Contoh :
Kalau anak pergi ke
pekan
Yu beli belanak pun
beli sampiran
Ikan panjang beli
dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun
cari isi
Induk semang cari
dahulu
4. PANTUN KILAT ( KARMINA )
CIRI-CIRINYA :
a. Setiap bait terdiri dari 2 baris
b. Baris pertama
merupakan sampiran
c. Baris kedua
merupakan isi
d. Bersajak a – a
e. Setiap baris
terdiri dari 8 – 12 suku kata
Contoh :
Dahulu parang, sekarang besi (a)
Dahulu sayang
sekarang benci (a)
2. DILIHAT DARI ISINYA
2.1. PANTUN ANAK-ANAK
Contoh :
Elok rupanya si kumbang jati
Dibawa itik pulang
petang
Tidak terkata besar
hati
Melihat ibu sudah
datang
2.2. PANTUN ORANG MUDA
Contoh :
Tanam melati di rama-rama
Ubur-ubur sampingan
dua
Sehidup semati kita
bersama
Satu kubur kelak
berdua
2.3. PANTUN ORANG TUA
Contoh :
Asam kandis asam gelugur
Kedua asam
riang-riang
Menangis mayat di
pintu kubur
Teringat badan tidak
sembahyang
2.4. PANTUN JENAKA
Contoh :
Elok rupanya pohon belimbing
Tumbuh dekat pohon
mangga
Elok rupanya berbini
sumbing
Biar marah tertawa
juga
2.5. PANTUN TEKA-TEKI
Contoh :
Kalau puan, puan cemara
Ambil gelas di dalam
peti
Kalau tuan bijak
laksana
Binatang apa tanduk
di kaki
Puisi Lama
pantun jenaka
nonton tv filmnya aci
sambil nonton makan
kuaci
kalau kakak sudah
benci
tutup pintu lalu
kunci
pantun nasihat
beli sekayu kainkasa
cukup diukur dengan
lerengnya
bangsa melayu menjaga
bahasa
lengkap dengan sopan
adapnya
pantun teka-teki
ada sebiji roda
pedati
bentuknya bulat
daripada besi
bila bermain diikat
sekuat hati
dilempar hidup
dipegang mati?
pantun remaja
apa guna pasang
pelita
jika dengan sumbunya
apa guna bermain mata
kalau tidak dengan
sungguhnya
gurindam
barang siapa mengenal
Allah
suruh dan tegahnya
tiada ia mengalah
barang siapa mengenal
diri
maka telah mengenal
Tuhan yang bahri
barang siapa mengenal
dunia
tahulah ia barang
yang terpedaya
karmina
sudah gaharu cendana
pula
sudah tahu masih
bertanya pula
syair
kalau anak pergi ke
pekan
yu beli belanak beli
ikan panjang beli
dahulu
kalau anak pergi
berjalan
ibu cari sanakpun
cari
induk senang cari
dahulu
PUISI BARU
A.MACAM-MACAM PUISI BARU
1. DISTIKON
Distikon adalah
sanjak 2 seuntai, biasanya bersajak sama.
Contoh :
Berkali kita gagal
Ulangi lagi dan cari
akal
Berkali-kali kita jatuh
Kembali berdiri
jangan mengeluh
(Or. Mandank)
2. TERZINA
Terzina adalah sanjak
3 seuntai.
Contoh :
Dalam ribaan bahagia
datang
Tersenyum bagai
kencana
Mengharum bagai
cendana
Dalam bah’gia cinta tiba melayang
Bersinar bagai
matahari
Mewarna bagaikan sari
Dari ; Madah Kelana
Karya : Sanusi Pane
3. QUATRAIN
Quatrain adalah
sanjak 4 seuntai
Contoh :
Mendatang-datang jua
Kenangan masa lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau
Membayang rupa jua
Adi kanda lama lalu
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu
(A.M. Daeng Myala)
4. QUINT
Quint adalah sanjak 5
seuntai
Contoh :
Hanya Kepada Tuan
Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya
katakan
Kepada tuan
Yang pernah merasakan
Satu-satu kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya
kisahkan
Kepada tuan
Yang pernah diresah
gelisahkan
Satu-satu kenyataan
Yang bisa dirasakan
Hanya dapat saya
nyatakan
Kepada tuan
Yang enggan menerima
kenyataan
(Or. Mandank)
5. SEXTET
Sextet adalah sanjak
6 seuntai.
Contoh :
Merindu Bagia
Jika hari’lah tengah
malam
Angin berhenti dari
bernafas
Sukma jiwaku rasa
tenggelam
Dalam laut tidak
terwatas
Menangis hati diiris
sedih
(Ipih)
6. SEPTIMA
Septima adalah sanjak
7 seuntai.
Contoh :
Indonesia Tumpah
Darahku
Duduk di pantai tanah
yang permai
Tempat gelombang
pecah berderai
Berbuih putih di
pasir terderai
Tampaklah pulau di
lautan hijau
Gunung gemunung bagus
rupanya
Ditimpah air mulia
tampaknya
Tumpah darahku
Indonesia namanya
(Muhammad Yamin)
7. STANZA ( OCTAV )
Octav adalah sanjak 8
seuntai
Contoh :
Awan
Awan datang melayang
perlahan
Serasa bermimpi,
serasa berangan
Bertambah lama, lupa
di diri
Bertambah halus
akhirnya seri
Dan bentuk menjadi
hilang
Dalam langit biru
gemilang
Demikian jiwaku
lenyap sekarang
Dalam kehidupan teguh
tenang
(Sanusi Pane)
8. SONETA
Soneta adalah bentuk
kesusasteraan Italia yang lahir sejak kira-kira pertengahan abad ke-13 di kota
Florance.
CIRI – CIRI SONETA :
a. Terdiri atas 14
baris
b. Terdiri atas 4
bait, yang terdiri atas 2 quatrain dan 2 terzina
c. Dua quatrain
merupakan sampiran dan merupakan satu kesatuan yang disebut octav.
d. Dua terzina
merupakan isi dan merupakan satu kesatuan yang disebut isi yang disebut sextet.
e. Bagian sampiran
biasanya berupa gambaran alam
f. Sextet berisi
curahan atau jawaban atau kesimpulan daripada apa yang dilukiskan dalam ocvtav
, jadi sifatnya subyektif.
g. Peralihan dari
octav ke sextet disebut volta
h. Penambahan baris
pada soneta disebut koda.
i. Jumlah suku kata
dalam tiap-tiap baris biasanya antara 9 – 14 suku kata
j. Rima akhirnya
adalah a – b – b – a, a – b – b – a, c – d – c, d – c – d
Contoh :
Gembala
Perasaan siapa ta
‘kan nyala ( a )
Melihat anak berelagu
dendang ( b )
Seorang saja di
tengah padang ( b )
Tiada berbaju buka
kepala ( a )
Beginilah nasib anak
gembala ( a )
Berteduh di bawah
kayu nan rindang ( b )
Semenjak pagi
meninggalkan kandang ( b )
Pulang ke rumah di
senja kala ( a )
Jauh sedikit sesayup
sampai ( a )
Terdengar olehku
bunyi serunai ( a )
Melagukan alam nan
molek permai ( a )
Wahai gembala di
segara hijau ( c )
Mendengarkan puputmu
menurutkan kerbau ( c )
Maulah aku menurutkan
dikau ( c )
(Muhammad Yamin)
B. FUNGSI SONETA
Pada masa lahirnya,
Soneta dipergunakan sebagai alat untuk menyatakan curahan hati.
Kini tidak terbatas
pada curahan hati semata-mata, melainkan perasaan-perasaan yang lebih luas
seperti :
1. Pernyataan rindu
pada tanah air
2. Pergerakan
kemajuan kebudayaan
3. Ilham sukma
4. Perasaan keagamaan
C. SONETA DIGEMARI PARA PUJANGGA BARU
Faktor-faktor Soneta
digemari oleh para Pujangga Baru antara lain :
1. Adanya penyesuaian
dengan bentuk pantun ; yakni Octav dalam Soneta yang bersifat obyektif itu
hampir sejalan dengan sampiran pada pantun.
Sedangkan sextet
Soneta yang sifatnya subyektif itu merupakan isi pantun.
2. Baris-baris Soneta
yang berjumlah 14 buah itu cukup untuk menyatakan perasaan atau curahan hati
penyairnya.
3. Soneta dapat
dipakai untuk menyatakan beraneka ragam perasaan atau curahan hati penyairnya.
D. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN SONETA DENGAN PANTUN
1. PERSAMAAN SONETA
DENGAN PANTUN
Pantun dan Soneta
sama-sama mempunyai sampiran atau pengantar dan isi atau kesimpulan.
2. PERBEDAAN SONETA DENGAN PANTUN
a. Soneta puisi asli Italia, Pantun puisi asli Melayu
b. Satu bait Soneta
terdiri terdiri dari 14 baris, satu bait Pantun terdiri atas 4 baris
c. Soneta berima
bebas, pantun berima a-b-a-b
Puisi Baru
di kala surya
tenggelam
rahasia hatiku
menanti kehadiranmu
menanti datangnya
lagu cinta darimu
ditemani lilin-lilin
kecil
bersama bintang malam
kuhanya berharap
kau menjadi penjaga
hati bagiku
meski ku harus
menghitung hari
menunggu waktu yang
dinanti
meski tak kudapat
kesempurnaan itu
namun ku akan slalu
ingat kamu
dan tak mungkin
menghapus jejakmu
kaulah sesuatu yang
beda yang kumiliki
izinkan aku untuk
jadi rahasia hatimu
aku takut kehilangan
dirimu
kukan slalu menjaga
hati ini